Labirin Rasa

Kamis, 26 September 2013

Judul         : Labirin Rasa
Penulis      : Eka Situmorang-Sir
Penerbit    : Wahyumedia
Halaman   : 394 halaman
ISBN         : 9797957535

Harga        :  52.000

Beri ruang untuk hati temukan cintanya

Kayla, sebuah nama yang berarti mahkota, nama yang cantik untuk seorang gadis yang ‘jauh’ dari penggambaran kata cantik. Kayla, dengan muka jerawatan, baju yang tak rapi, dan rambut bau prengus. Belum lagi hobinya yang suka membawa tas kresek kemana-mana dan hobi berpetualangnya yang gila. Dan semua itu bertambah sempurna dengan nilai-nilanya yang jelek dan cara bertutur yang ceplas-ceplos. Aaah…kok gak ada bagus-bagusnya sih si Kayla ini. Memiliki dua sahabat yang benar-benar mengerti dan bisa menerimanya adalah sebuah anugerah untuk seorang Kayla.

Hingga suatu ketika dia bertemu Ruben di atas kereta menuju Jogja dan beranggapan bahwa Ruben adalah si Pangeran Fajarnya, yang akan melindungi dan mendampinginya. Dan petualangan dalam sebuah Labirin Rasa pun dimulai.

Jatuh bangun Kayla dalam mengejar Ruben patut diacungi jempol. Walau pun ia sadar sesadar-sadarnya bahwa dia si itik buruk rupa yang menginginkan Pangeran Tampan, akan tetapi tetap dong ya dia gak kenal namanya menyerah. Baru kenal saja, Kayla sudah berinisiatif untuk pindah kuliah ke Jogja, demi  si Ruben ini. Dan setelah Ruben telah mengecewakannya pun, Kayla masih tetap cinta setengah hidup dengan si Ruben. Bahkan dia mengejarnya hingga ke Medan.

Membaca dan menyelami sepak terjang Kayla, yang terbersit dalam benak saya adalah whooa…the real Batak nih hehe. Karena kebetulan saya punya beberapa teman dari Batak dan sifat mereka walau pun tidak seekstrim Kayla, tapi sebelas dua belas lah sama Kayla. Pantang menyerah, ceplas-ceplos, dan easy going. Kalau toh si Kayla ini ada yang menganggap absurd, hanya ada di novel, well tapi di kehidupan nyata cinta dapat mengubah segalanya kan? Kegilaannya pada Ruben menurut saya itulah bentuk cintanya. Toh, dalam kehidupan nyata banyak orang yang melakukan hal-hal yang lebih gila dari Kayla.

Jika kemudian setelah memakan waktu cukup lama baru Kayla menyadari bahwa si Pangeran Fajarnya bkanlah Ruben, belum terlambat untuk emnggapai kebahagiaan hakiki dalam biduk sebuah rumah tangga dengan Patar, paribannya.

Dalam novel Labirin Rasa memang tidak ada konflik yang terbangun dengan angkuh, novel ini hanya menceritakan Kayla yang tomboy dan dengan segala kekurangannya berhasil memikat hati Ruben (walau sebentar), Dani, Patar, dan si Bule David. Bayangkan,jelekaja dia bias memikat begitu banyak pria, apalagi ketika dia menjelma menjadi angsa cantik.

Konflik hanya ada pada diri Kayla, pada perasaannya ke Ruben. Walau pun demikian kita justru seakan-akan dihadapkan pada cerita kehidupan yang sesungguhnya. Bukankah konflik terbesar dalam hidup memang hanya seputar pada hati kita sendiri?

Yang menjadi nilai plus dari novel ini adalah penjabaran tempat-tempat wisata yang sumpah membuat ngiler pengen menjejakkan kaki di sana. Satu hal yang dengan sukses disampaikan Kak Eka, bahwa Indonesia itu indah. Mari berpetualang mengelilinginya!

Sayang sekali, kenikmatan membaca novel ini terganggu dengan banyaknya salah ketik (typo). Untuk pembaca yang cerdas seperti saya, mungkin bisa langsung paham bahwa si typo ini maksudnya begini..eh..tapi ini cukup bikin gak enak baca lho. Apa karena tidak ada proofreader ya?

Tapi, secara keseluruhan membaca Labirin Rasa seperti masuk pada labirin hati seorang gadis muda yang penuh dengan berbagai rasa yang ada pada hatinya. Hmm…untung saja labirin ini berujung pada kebahagiaan. Jadi, pembaca tidak kecewa haha.

1 komentar on "Labirin Rasa"
  1. banyak banget sih blognya Mbak. AKu mirip Ruben kayaknya ya? wakaka....baca buku ini jadi penasaran pengen ke Berastagi. Udah pernah belom Mbak? Semoga menang ya Mbak....

    BalasHapus